Jumat, 03 September 2010

damaikan hati saat emosi

Makin hari rasanya makin sulit saja mendapatkan suasana hati yang lebih nyaman dan bahagia. Betapa tidak, setiap hari kita harus berjibaku dengan tantangan hidup dari yang kecil hingga yang besar; mulai dari kemacetan jalan, pekerjaan yang menyedot pikiran, kenaikan harga kebutuhan pokok, hingga pertengkaran dengan teman atau pasangan.

Karenanya, tidak berlebihan jika para ahli psikologi mengatakan bahwa emosi manusia zaman modern ini lebih gampang tersulut. Bukan cuma karena banyaknya hal yang bisa membangkitkan marah, hal itu juga terjadi karena banyak sarana untuk mengekspresikannya, seperti media sosial, buku, hingga acara reality show di TV. Perilaku para figur publik, mulai dari selebriti hingga politisi yang suka mengumbar emosi di media, juga tanpa sadar ditiru oleh masyarakat.

Emosi-emosi negatif seperti kemarahan atau kesedihan tentu akan berdampak pada kondisi fisik seseorang. Penelitian menunjukkan, 70 persen pasien yang mengunjungi dokter mengeluhkan penyakit yang berhubungan dengan stres.

Namun jangan khawatir, ada banyak cara untuk menghilangkan emosi negatif yang kita rasakan. Eddie Reece, psikoterapis yang berbasis di Atlanta, Amerika Serikat, membedakan kemarahan menjadi dua jenis, yakni marah yang buruk (ditandai dengan teriakan, gerutu, dan baku hantam) serta marah baik yang lebih tepat sasaran.

Ia mengatakan, marah yang buruk tidak ada gunanya karena hanya buang-buang energi. Oleh karena itu, marah yang baik adalah cara paling tepat untuk menumpahkan emosi. Namun, untuk mencapainya, kita membutuhkan kedewasaan dan kemampuan berkomunikasi.

"Marah bisa menjadi emosi yang intim di antara dua orang. Dengan mempelajari cara menyampaikannya secara tepat dan bertanggung jawab, kita akan menjadi lebih tenang, sehat, dan tentu lebih bahagia," kata Reece.

Simak tujuh strategi untuk mendapatkan kedamaian hati di puncak emosi berikut ini:

- Matikan TV
Dalam penelitian yang dilakukan tim dari Universitas Maryland, AS, diketahui orang yang lebih memilih membaca daripada menonton televisi lebih merasa dirinya "sangat bahagia" dibanding orang yang lebih suka menonton televisi.

- Hiduplah di dunia tiga dimensi
Hanya gunakan surat elektronik (e-mail) dan ponsel untuk membuat janji atau pemesanan. Jangan pernah gunakan teknologi canggih itu untuk pembicaraan dari hati ke hati. Menurut Scott Wetzler, ahli psikiatri, e-mail atau SMS akan membuat seseorang mengabaikan argumen pihak lain.

- Tarik napas
Tundalah sejenak sebelum membalas e-mail, SMS, atau tweet di Twitter yang mengganggu Anda. Tariklah napas dan lakukan pembicaraan lewat telepon jika Anda sudah tenang. Akan lebih baik jika menundanya satu malam. Jangan terburu-buru menekan tombol 'kirim' saat Anda dikuasai emosi. Dasar sebuah komunikasi, yaitu kesopanan dan ketepatan waktu, tak seharusnya berubah karena Anda menggunakan teknologi.

- Tidur
Mudah tersinggung dan gampang marah merupakan ciri-ciri orang yang kurang tidur. Oleh karena itu, tambahlah waktu tidur Anda agar lebih mampu mengontrol emosi dan lidah Anda.

- Bersyukurlah
Buatlah daftar harian hal-hal yang Anda syukuri sehingga amarah pun lebih cepat menguap pergi.

- Bergerak
"Senyawa kimia yang dilepaskan tubuh saat kita marah serupa dengan ketegangan otot yang perlu dilepaskan," kata Rich Pfeiffer, psikolog. Jadi, sambangilah kelas kebugaran yang sudah lama Anda tinggalkan serta buatlah otot-otot lebih rileks dan pikiran lebih terbuka.

- Lakukan aksi
Amarah sering kali menguasai diri saat kita merasa tidak berdaya. Bila Anda merasa sakit hati melihat penderitaan orang lain atau kerusakan lingkungan, maka bergabunglah dengan kelompok relawan untuk melakukan sesuatu.
sumber: kompas.com

pivot point

kurs mata uang dunia

currency converter

visitor 3

free counters